Minggu, 28 Juni 2009


ImageChef.com Flower Text



Free Blog Content




Free Blog Content

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Empiema

EMPIEMA

A. Pengertian

m Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).

m Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).

m Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal pleural ( Hudak & Gallo, 1997 ).

m Empiema adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya.

B. Etiologi

  1. Berasal dari Paru

¨ Pneumonia

¨ Abses Paru

¨ Adanya Fistel pada paru

¨ Bronchiektasis

¨ TB

¨ Infeksi fungidal paru

  1. Infeksi Diluar Paru

¨ Trauma dari tumor

¨ Pembedahan otak

¨ Thorakocentesis

¨ Subdfrenic abces

¨ Abses hati karena amuba

  1. Bakteriologi

¨ Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak

¨ Streptococcus Pyogenes

¨ Bakteri gram negatif

¨ Bakteri anaerob

C. Patofisiologi

Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik yang hidup atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan kental serta adanya endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisir nanah tersebut.

D. Gejala Klinis

Dibagi menjadi dua stadium yaitu :

  1. Empiema akut

Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada jaringan tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronchopleura dan empiema neccesitasis.

  1. Empiema kronik

Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan penderita tampak mundur, pucat pada jari tubuh.

E. Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang. Terdengar suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang disisi hemithorak yang sakit.

Foto Dada

Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan adanya cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan.

Diagnosa pasti

Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura). Nanah dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba dan dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik.

Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan pada empiema :

  1. Pengosongan ronga pleura dari nanah

¨ Aspirasi Sederhana

Dilakukan berulangkali dengan memakai jarum lubang besar. Cara ini cukup baik untuk mengeluarkan sebagian besar pus dari empiema akut atau cairan masih encer. Kerugian teknik seperti ini sering menimbulkan “pocketed” empiema. USG dapat dipakai untuk menentukan lokasi dari pocket empiema.

¨ Drainase Tertutup

Pemasangan “Tube Thoracostomy” = Closed Drainage (WSD)

Indikasi pemasangan darin ini apabila nanah sangat kental, nanh berbentuk sudah dua minggu dan telah terjadi pyopneumathoraks. Pemasangan selang jangan terlalu rendah, biasanya diafagma terangkat karena empiema. Pilihlah selang yang cukup besar. Apabila tiga sampai 4 mingu tidak ada kemajuan harus ditempuh dengan cara lain seperti pada empiema kronis.

¨ Drainase Terbuka (open drainage)

Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga untuk membuat “jendela”. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak dimungnkinkan dan harus dikerjakan dalam kondisi betul-betul steril.

  1. Pemberian antibiotika

Mengingat sebab kematian umumnya karena sepsis, maka pemberian antibiotik memegang peranan yang penting. Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa diegakkan dan dosisnya harus adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan gram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai Benzil Penicillin dosis tinggi.

  1. Penutupan rongga pleura

Empiema kronis gagal menunjukkan respon terhadap drainase selang, maka dilakukan dekortikasi atau thorakoplasti. Jika tidak ditangani dengan baik akan menambah lama rawat inap.

  1. Pengobatan kausal

Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati dengan memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit.

  1. Pengobatan tambahan dan Fisioterapi

Dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum

Komplikasi

Yang sering timbul adalah vistula Bronchopleura dan komplikasi lainnya. Yang mungkin timbul misalnya syock, sepsis, kegagalan jantung, kongestif, dan otitis media.

F. Penatalaksanaan Keperawatan

  1. Pengkajian Data Dasar

¨ Riwayat/adanya faktor-faktor penunjang

Merokok, terpapar polusi udara yang berat, riwayat alergi pada keluarga

¨ Riwayat yang dapat mencetuskan

Eksaserbasi seperti : Alergen (debu, serbuk kulit, serbuk sari, jamur)

Stress emosional, aktivitas fisik berlebihan

Infeksi saluran nafas

Drop out pengobatan

¨ Pemeriksaan Fisik

Manifestasi klasik dari PPOM

Peningkatan dispnea

Retraksi otot-ot\ot abdominal, menganngkat bahu saat inspirasi, pernafasan cuping hidung (penggunaan otot aksesories pernafasan)

Penurunan bunyi nafas

Tachipnea, orthopnea

Gejala-gejala menetap pada proses penyakit dasar

ASMA

Batuk (produktif/non produktif)

Dada terasa seperti terikat

Mengi saat inspirasi dan ekspirasi (terdengar tanpa stetoskop)

Pernafasan cuping hidumng

Ketakutan dan diaphoresis

BRONCHITIS

Batuk produktif dan sputum warna putih, terjadi pada pagi hari (disebut batuk perokok)

¨ Makanan/Cairan

- Mual, muntah, anorkesia, penurunan BB menetap (empisema)

- Peningkatan BB menetap (oedema) pada bronchitis

- Turgor menurun

- Penurunan massa otot/lemak sub kutan (emfisema)

- Hepatomegali (bronchitis)

¨ Higiene

Penurunan kemampuan ADL

¨ Pernafasan

- Nafas pendek (disepnea sebagai keluhan menonjol pada emphisema)

- Episode sukar bernafas (asma)

- Rasa dada tertekan

- Batuk menetap dan produksi sputum daat banun tidur tiap hari, minimum selama tiga bulan berturut-turut sedikitnya selama dua tahun

- Sputum banyak sekali (pada bronchitis kronis)

- Riwayat pneumonia berulang, terpajan polusi pernafasan/zat kimia (rokok, debu/asap, asbes, kain katun, serbuk gergaji)

- Defisiensi alfa – antitripsin (emphisema)

- Penggunaan otot bantu pernafasan

- Buny naffas : redup denga ekspirasi mengi (emfisema)

- Perkusi : Hipersonan (jebakan udara pada emfisema)

Bunyi pekak (konsolidasi, cairan)

- Kesulitan bicara kalimat / lebih dari 4 – 5 kata

- Pink buffer (warna kulit normal kalau frekuensi nafas cepat)

¨ Seksualitas

Penuruan Libido

  1. Diagnosa Keperawatan

A. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronchus spsame, peningkatan produksi secret, kelemahan

Tujuan : Bersihan Jalan nafas efektif

Secara verbal menyatakan kesulitan bernafas

Penggunaan otot bantu penafasan

Mengi, ronchi, cracles

Batuk (menetap) dengan/tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil

- Bunyi nafas bersih

- Batuk efektif

- Mengi (-), Ronchii (-) Cracles (-)

INTERVENSI

RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas catat adanya bunyi nafas, kaji dan pantau suara pernafasan

Untuk mengetahui adanya obstruksi jalan nafas, tachipneu merupakan derajat yan ditemukan adanya proses infeksi akut.

Kaji frekuensi pernafasan

Prose infeksi akut (tachipnea)

Catat adanya atau derajat dispneu, gelisah ,ansietas dan distress pernafasan

Disfungsi pernafasan merupakan tahap proses kronis yang yang dapat menimbulkan infeksi atau reaksi alergi.

Pertahankan lingkungan bebas polusi

Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat mentriger episode akut

Kaji pasien untuk posisi yang nyaman , misalnya peninggian kepala tempat tidur.

Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.

Bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

Memberikan pasien berbagai cara untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara.

Observasi karakteristik batuk

Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau kelemahan.

Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml per hari sesuai toleransi jantung.

Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret , mempermudah pengeluaran

Memberikan obata sesaui indikasi

Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa.

B.Gangguan Pertukaran Gas b.d Obstruksi Jalan Nafas sekunder terhadap penumpukan sekret, Bronchospasme

Tujuan :

Pertukaran gas dapat dipertahankan

Data :

Dispnea, gelisah, ketidakmampuan mengeluarkan sekret, GDA (hipoksia), Perubahan tanda vital, penurunan toleransi aktivitas

Kriteria Hasil :

- Perbaikan sirkulasi dan oksigenasi

- GDA dalam batas normal

- Tanda distress pernafasan tidak ada

INTERVENSI

RASIONAL

Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot bantu pernafasan dan ketidakmampuan bicara karena sesak

Evaluasi derajad distress nafas dan kronis atau tidaknya proses penyakit.

Bantu klien untuk mencari posisi yang nenudahkan bernafas, dengan kepala lebih tinggi

Suplai O2 dapat diperbarui dalam latihan nafas agar paru tidak kolaps.

Bantu klien untuk batuk efektif

Batuk efektif membantu mengeluarkan sputum sebagai sumber utama gangguan pertukaran gas.

Auskultasi suara nafas

Suara nafas redup oleh karena adanya penurunan penurunan aliran udara/ konsolidasi. Mengni menunjukkan adanya bronkospasme dan kracles menunjukkan adanya cairan

Palpasi primitus.

Penurunan getarn fibrasi diduga adanya pengumpulan cairan atau udara terjebak

Awasi tanda vital dan irama jantung.

Tachikardia ,disritmia, perubahan tekanan darah dapat menujukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.

  1. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Sesak nafas,anoreksia, mual, muntah, efek obat, kelemahan.

Tujuan : Status nutrisi dapat dipertahankan

Data : Penurunan B, Intke makanan dan minuman menurun,

mengatakan tidak nafsu makan

Kriteria :

- BB tidak mengalami penurunan

- Intake makanan dan cairan adekuat

- Nafsu makan meningkat/baik

INTERVENSI

RASIONAL

Obserasi intake dan output/8 jam. Jumlah makanan dikonsumsi tiap hari dan timbang BB tiap hari

Mengidentifikasi adanya kemajuan/ penyimpanan dari tujuan yang diharapkan

Ciptakan suasana yang menyenangkan, lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan :

- Lakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan

- Bersihkan lingkungan tempat penyajian makanan

- Hindari pengunaan pengharum berbau menyengat

- Lakukan chest fisioterapi dan nebulizer selambat-lambatnya satu jam sebelum makan

- Sediakan tempat yang tepat untuk membuang tissue/sekret batuk

Bau-bauan dan pemandangan yang tidak menyenangkan selama waktu makan dapat menyebabkan anoreksia. Obat-obatan yang dberikan segera seelah makan dapat mencetuskan mual dan muntah.

Auskultasi bunyi usus

Penurunan atau hipoaktif bising usus menunjukkan motilitas gaster dan kostipasi yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan aktivitas dan hipoksemia.

Dorong klien untuk makan diet TKTP

Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh

Anjurkan makan dalam prosi kecil dan sering

Distensi abdomen akibat makanan banyak mungkin menriger adanya nyeri

Hindari makan yang mengandung gas.dan minuman karbonat

Dapat menghasilakan distensi abdomen yang menganggu nafas abdomen dan gerakan diagframa yang dapat meningkatan dispnea.

Hindari makan yang sangat panas dan dingin

Suhu ekstrim dapat mencetuskan / meningkatkan spasme batuk

Timbang berat badan sesuai indikasi

Berguna untuk menetukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

Kolaborasi dengan ahli gizi / nutrisi.

Metode makan dan kebutuhan dengan upaya kalori didasarkan pada kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal pasien /penggunaan energi.

D. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses infeksi pada paru

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam nyeri berkurang dan klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang ada

Kriteria hasil :

Mengungkapkan rasa nyeri di dada kiri berkurang

Dapat bernafas tanpa rasa nyeri

Tanda vital dalam batas normal

Hasil laborat : Leukosit dalam batas normal

Intervensi

Rasional

Pantau nadi dan tekanan darah tiap 3 – 4 jam

Identifikasi kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan

Kaji tinkat nyeri dan kemampuan adaptasi

Memantau tingkat nyeri dan respon klien terhadap nyeri yang timbul

Berikan tindakan untuk memberikan rasa nyaman/menurangi nyeri

Berupa relaksasi, distraksi visual, distraksi motorik, pengaturan posisi

Kolaborasi : pemberian analgetik

Mengontrol nyeri dan memblok jalan rangsang nyeri

Konsultasi ke dokter bila nyeri bertambah

Merupakan gejala yang berat yang mungkin timbul

DAFTAR PUSTAKA

Hudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC, Jakarta

Diana C. Baughman, ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Marilyn E. Doengoes, (2000 ), Rencana asuhan keperawatan, pendekatan untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien., EGC, Jakarta.

Ngastiyah, ( 1997 ), Perawatan anak sakit , EGC, Jakarta

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Endokarditis

ENDOKARDITIS

KONSEP DASAR

A. PENDAHULUAN

Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis di bagi menjadi dua yaitu endokarditis infektif dan endokarditis non infektif.

Prevalensi paling sering terjadi pada kelainan katup oleh karena rhematik, dan ini

sering terjadi pada negara sedang berkembang. Juga pada anak-anak yang dilakukan operasi jantung untuk mengkoreksi kelainan jantung kongenital. Pada

pasen endokarditis tanpa penyakit jantung sebelumnya kejadian ini sering pada ABE (Akut Bakterial Endokarditis) terutama anak-anak di bawah 2 tahun, dan pecandu narkotik. Resiko yang lain untuk terjadinya endokarditis, terutama pada pasen dengan kelainan kongenital pada jantungnya. Pada negara berkembang insiden endokarditis 1,6 – 4,3 diantara 100.000 penduduk. Angka kematian 20%-40%, meskipun diberikan antibiotik yang cukup. Komplikasi neurologis endokarditis berkisar 20%-40%, hal ini akan mempertinggi angka kematian (41%-86%). Maka perlu diketahui gejala klinik secara dini dari endokarditis,maupun komplikasi neurologisnya dengan harapan angka kematiannya dapat ditekan.

B. DEFINISI

1. ENDOKARDITIS INFEKTIF

Ø Endokarditis infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada endokardium jantung atau pada pembuluh darah besar ditandai dengan adanya vegetasi (Team Fakultas Kedokteran UI)

Ø Endokarditis infektif adalah suatu infeksi ayng disebabkan oleh mikroba pada jaringan endothelial jantung (Barbara Engran ; 1998)

Ø Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi makro organisme. Vegetasi tersebut dapat terjadi didaerah endokardial yang manapun, juga didaerah arteri besar. (internet google)

Ø Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung . (internet google)

2. ENDOKARDITIS NON INFEKTIF.

Ø Endokarditis non infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh trombosit yang disertai dengan vegetasi (Team Fakultas Kedokteran UI)

Ø Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya bekuan-bekuan darah pada katup jantung yang rusak. (internet google)

Berdasar jenis katub jantung yang terkena infeksi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. native valve endokartis adalah infeksi pada katub jantung alam.

2. prostfektic valve endokarditis adalah infeksi pada katub jantung buatan.

C. ETIOLOGI

1. ENDOKARDITIS INFEKTIF

Endokarditis Infektif merupakan akibat dari serangan bakteri, lesi atau pertumbuhan berkembang diatas katub-katub jantung dan diatas endotelium. Pertumbuhan ini tersusun atas fibrin, sel-sel darah, bahan-bahan nekrosis dan kolagen disebut veruka.

Veruka kemungkinan hancur, mengalir dalam aliran darah dan berahir pada pembuluah darah kecil di setiap organ yang mengakibatkan infark dan lesi vaskuler.

Streptococcus dan staphyloccus merupakan penyebab lebih dari 80% kasus. Pada pasen pecandu obat-obatan yang menyuntik melalui intravena dan pasen dengan katup buatan/katup yang telah cacat, insidennya lebih tinggi. Streptococcus viridan’s alpha hemolytic merupakan organisme yang paling sering dan disusul dengan staphylococcus coagulase positiv. Golongan jamur yang tersering ialah candida dan aspergillus. Streptococcus viridan merupakan normal flora pada oropharynx dan ini peka terhadap penicilin. Enterococcus dan group A beta streptococcus hemolitikus, staphilococcus sering menyerang katup jantung yang normal dan menyebabkan kerusakan yang cepat. Pada staphylococcus sring diikuti dengan infeksi pada organ yang lain. Masuknya 2 kuman tersebut dapat melalui oropharynx, kulit, saluran kencing, penyalahgunaan obat melalui parental nasokomial.

Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam aliran darah atau yang mencemari jantung selama pembedahan jantung, dapat tersangkut pada katup jantung dan menginfeksi endokardium. Yang paling mudah terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang rusak; tetapi katup yang normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang agresif, terutamab jika jumlahnya sangat banyak.
Timbunan bakteri dan bekuan darah pada katup (vegetasi) dapat terlepas dan berpindah ke organ vital, dimana mereka menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri. Penyumbatan seperti ini sangat serius, karena bisa menyebabkan stroke, serangan jantung dan infeksi, juga merusak daerah tempat terbentuknya penyumbatan.

2. ENDOKARDITIS NON INFEKTIF.

Resiko terjadinya endokarditis non-infektif ditemukan pada:

· Lupus eritematosus sistemik

· Kanker paru-paru, lambung atau pankreas

· Tuberkulosis

· Infeksi tulang

· Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan yang banyak.

D. GEJALA DAN TANDA

1. ENDOKARDITIS INFEKTIF

A. Endokarditis Sub Akut

Timbul ± 2 minggu sesudah inkubasi

· Keluhan-keluhan penderita : panas tidak terlalu tinggi, sakit kepala, anorexia, lemas dan berat badan turun.

· Tanda-tanda : iskimia di ekstremitas (akral dingin)

Endokarditis bakterialis subakut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli.Gejalanya berupa kelelahan, demam ringan (37,2-39,2° Celsius), penurunan berat badan, berkeringat dan anemia.
Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama telah mengalami perubahan. Limpa bisa membesar.
Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau dibawah kuku jari tangan.Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang lepas dari katup jantung. Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak pada arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau stroke.
Gejala lainnya dari endokarditis bakterialis akut dan subakut adalah:
- menggigil
- nyeri sendi
- kulit pucat
- denyut jantung yang cepat
- kebingungan
- adanya darah dalam air kemih.
Endokarditis pada katup jantung buatan dapat bersifat akut maupun subakut.
Dibandingkan dengan infeksi pada katup yang asli, infeksi pada katup buatan lebih mudah menyebar ke otot jantung di dasar katup dan melonggarkan katup. Perlu segera dilakukan pembedahan untuk mengganti katup karena gagal jantung yang disebabkan oleh kebocoran katup yang berat bisa berakibat fatal. Atau bisa terjadi gangguan pada sistem konduksi listrik jantung yang mengakibatkan melambatnya denyut jantung dan menyebabkan penurunan kesadaran secara mendadak atau bahkan kematian.

B. Endokarditis Akut

· Gejala : lebih berat dalam waktu singkat

· Tanda : pasien kel;ihatan sakit, biasanya anemis, kurus dan pucat. Panas paling umum pada endokarditis

· Pemeriksaan fisik : adanya bising menunjukkan adanya lesi jantung. Walaupun tidak ada bising, tidak menghilangkan kemingkinan adanya endokarditis.

Tanda-tanda oleh karena kelainan vaskuler, seperti :

1. Ptechiae : becak pada kulit kelainan vaskuler

2. Splinter hemorrhages : becak kemerahan dibawah kulit

3. Osler Node : nodulus berwarna kemerahan yang mentol dan sakit. Terdapat pada kulit tangan atau kaki, terutama pada ujung jari.

4. Janeway Les ions : becak kemerahan pada telapak tangan/ kaki

Tanda-tanda pada mata :

Ptechrae konjungtiva, perdarahan pada retina, kebutaan, tanda endofpalmitis, panoftalmitis.

Pemeriksaan EKG :

Tergantung pada kelainan dasar pada jantungnya. Bila ada gangguan konduksi, meunjukkan kemungkinan terjadi abses/ endokarditis.

Endokarditis bakterialis akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi (38,9-40,9° Celsius), denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup jantung yang cepat dan luas. Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain
Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung bisa mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis). Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya pembuluh darah.
Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau dekat dengan jantung.
(internet google)

PATOFISIOLOGI




Keteragan :

Terjadinya endokarditis karena menempelnya mikro organisme dari sirkulasi

darah pada permukaan endokardial, kemudian mengadakan multiplikasi, terutama

pada katup-katup yang telah cacad. Penempelan bakteri-bakteri tersebut

akanmembentuk koloni, dimana nutrisinya diambil dari darah. Adanya koloni bakteri

tersebut memudahkan terjadinya thrombosis, kejadian tersebut dipermudah oleh

thromboplastin, yang ditimbulkan oleh lekosit yang bereaksi dengan fibrin. Jaringan

fibrin yang baru akan menyelimuti koloni-koloni bakteri dan menyebabkan vegetasi

bertambah. Daerah endokardium yang sering terkena yaitu katup mitral, aorta.

Vregetasi juga terjadi pada tempat-tempat yang mengalami jet lessions, sehingga

endothelnya menajdi kasar dan terjadi fibrosis, selain itu terjadi juga turbulensi yang

akan mengenai endothelium. Bentuk vegetasi dapat kecil sampai besar, berwarna

putih sampai coklat, koloni dari mikroorganisme tercampur dengan platelet fibrin

dimana disekelilingnya akan terjadi reaksi radang. Bila keadaan berlanjut akan

terjadi absces yang akan mengenai otot jantung yang berdekatan, dan secara

hematogen akan menyebar ke seluruh otot jantung. Bila absces mengenai sistim

konduksi akan menyebabkan arithmia dengan segala manifestasi kliniknya. Jaringan

yang rusak tersebut akan membentuk luka dan histiocyt akan terkumpul pada dasar

3 vegetasi. Sementara itu endothelium mulai menutupi permukaan dari sisi peripher,

proses ini akan berhasil bila mendapat terapi secara baik. Makrophage akan

memakan bakteri, kemudian fibroblast akan terbentuk diikuti pembentukan jaringan

ikat kolagen.

Pada jaringan baru akan terbentuk jaringan parut atau kadang-kadang terjadi ruptur

dari chordae tendinen, oto papillaris, septum ventrikel. Sehingga pada katup

menimbulkan bentuk katup yang abnormal, dan berpengaruh terahdap fungsinya.

Permukaan maupun bentuk katup yang abnormal/cacad ini akan memudahkan

terjadinya infeksi ulang. Vegetasi tersebut dapat terlepas dan menimbulkan emboli

diberbagai organ.

Pasen dengan endokarditis biasanya mempunyai titer antibodi terhadap

mikroorganisme penyebab, hal tersebut akan membentuk immune complexes, yang

menyebabkan gromerulonephritis, arthritis, dan berbagai macam manifestasi

kelainan mucocutaneus, juga vasculitis

gambar organ endokardiris non-infektif


Endokarditis

gambar organ edokarditis infektif

Katup & ruang jantungEndokarditis infektif

E. PENATALAKSANAAN

Prinsip dasar dalam pengobatan endokarditis adalah memebasmi kuman penyebab secepat mungkin, tindakan operasi pada saat yang tepat bila diperlukan danmengobati komplikasi yang terjadi

Pengobatan Medikamentosa

Pada pasien endokarditis bacterial subakut dengan kondisi yang stabil, pembarian antibiotika sebaiknya menunggu hasil kultur tes resistensi. Sebaliknya pada pasien endokarditis bacterial subakut dengan kondisi yang memburuk atau pada pasien endokarditis akut perlu pemberian antibiotika secepat mungkin sesuai dengan standar antibiotika secara empiris.

Apabila orgnisme penyebab tak diketahui, pemberian antibiotika dapat secara empiris sesuai dengan gambaran klinismya, endokarditis bacterial suakut atau endokarditis bacterial akut.

Tabel XII.1. pengobatan endokarditis infektif yang disebabkan oleh kokus gram positif

Pengobatan secara empiris

§ Untuk ABE : Nafsilin 2 gram/4 jam + ampisilin 2 gram/4 jam + gentamisin 1,5 mg/kgBB/8 jam

§ Untuk SBE : ampisilin 2 gram/4 jam + gentamisin 1,5 mg/kgBB/8 jam

Pengobatan secara pembedahan

Tindakan pembedahan diperlukan pada keadaan :

§ Gagal jantung tidak dapat diatasi dengan obat-obatan

§ Septikimia yang tidak respon dengan pengobatan antibiotika \

§ Emboli multiple

§ Relapsing endokarditis

§ Endokarditis pada katub buatan

§ Perluasan infeksi intrakardiak

§ Endokarditis pada lesi jantung yangperlu tindakan

§ Endokarditis oleh karena jamur

Saat untuk melakukan tindakan pembedahan sangat penting, sebab bila pembedahan dilakukan terlalu awal resiko mortalitas dan morbiditas akan tinggi, tapi sebaliknya bila

tindakan pembedahan dilakukan terlambat, pasien dapat meninggal oleh karena kondisi hemodinamik yangmemburuk atau timbuknya komplikasi yang berat sehingga tindakan pembedahan tidak berhasil menolong penderita. Indikasi dan saat pembedahan yang tepat sangat diperlukan pada penanganan kasus endokarditis.

Pencegahan

Pemberian profilaksis antibiotika diperlukan pada tindakan pencabutan gigi atau tindakan pembedahan, untuk mencegah tejadinya bakterimia pada pasien dengan lesi jantung.

Table XII.2. standar profilaksis terhadap endokarditis infektif

A. Profilaksis standar

- Untuk pencabutan gigi atau :

tindakan pada traktus respiratorius

Penisilin 2 gram (oral), 1 jam sebelum tindakan dan 1 gram, 6 jam sesudahnya

B. Profilaksis khusus

1. Parenteral, untuk penderita resiko tinggi, tindakan gastrointestinal atau urogenetal

Ampisilin 2 gram + gemtamisin 1,5 mg/kgBB ½ jam sebelum tindakan

2. Untuk alergi penisilin parenteral

Vankomisin 1 gram pelan-pelan i.v + gentamisin1,5 gram/kgBB 1 jam sebelum tindakan

3. Oral (penderita alergi penisilin) untuk tindakan pada traktus respiratorius

Eritromisin 1 gram 1 jam sebelum tindakan dan 0,5 gram 6 jam sesudah tindakan

4. Oral untuk tindakan minor traktus gastrointestinal atau urogenetal

Amoksilin 2 gram 1 jam sebelum dan 1,5 gram 6 jam sesudah tindakan

5. Parenteral untuk tindakan operasi bedah jantung

Sefazolin 2 gram i.v pada waktu induksi anestasi, diulang 8 jam dan 16 jam kemudian

Vankomisin 1 gram pelan,1 jam pada waktu induksi anestasi kemudian 0,5 gram 8 jam dan 16 jam sesudahya

Profilaksis ini, yang diberikan secara empiris, tidak selalu bisa menjamin pencegahan terhadap endokarditis. Pemberian profilaksis harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN DATA DASAR

A. Riwayat Atau Adanya Factor-Faktor Resiko:

§ Penyakit jantung bawaan

§ Riwayat bedah jantung

§ Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan

§ Prosedur diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang sebelumnya bersifat infasif.

B. Pemeriksaa Fisik Berdasrakan Pengkajian Status Kardiovaskuler (Apendik G) Dan Servei Umum (Apendik F) Kemungkinan Menunjukkan:

§ Tiga komponen besar : anemia, demam intermiten, dan murmur sistole (dengan stenoses aorta, insufisiensi trikuspid, atau insufisiensi mitral) atau murmur diastilok (dengan infisiensi aorta, stenosis trikuspid atau stenosis mitral).

§ Artralgi

§ Anoreksia dan kehilangan berat badan

§ Lelah

§ Splenomegali

§ Lesi vaskuler

Nodus Osler’s (nyeri, adanya nodul merah di kulit)

Leci Jeneway’s (datar tidak ada nyeri, bintik-bintik merah yag ditemukan di tepak kaki dan telapak tangan yang menjadi pucat kar ea tekana).

§ Petekie

§ Gajala gagl jantung

C. Pemeriksaan Diagnostik

§ Kultur darah positif umtuk infeksi organisme

§ JDL menunjukkan leukositosis, dan Hb, hemotokrit dan SDM dibawh batas normal.

§ Laju sedimen eritrosit (ESR) meningkat, yag menggambarkan adanya peradangan

§ Fakktor rematoid positif.

§ Sinar X dada mendeteksi gagl jantung kongetif dan hipertrofi jantung.

§ EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia

§ Ekokardiogram untuk menentukan luas kerusakan katup

D. Kaji Perasaan Pasien Dan Masalah-Masalah Tentang Kondisi Sesudah Distres Kardiopulmonal Terkontro.

2. DIAGNOSA DAN INTERVENSI

DIAGNOSA KEPERAWATAN : INTOLERAN AKTIVITAS

Hubunga Dengan Factor : penurunan curah jantung, akibat endokarditis

Batasan Karakteristik : kelelahan yang menetap, nafas cepat, takikardi dengan pengarahan tenaga minimal.

Hasil pasien : pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas

Kreteria hasil : keluhan lelah menurun, takikardia dan nafas pendek karena pengerahan yang bersifat fisik.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Pantau toleransi teradap aktivitas.selama fase akut periksa denyut nadi sebelumdan sesudah aktivitas. Mulai aktivitas secara progesif bila mugkin. Rencanakn aktivitas yang memungkinkan untuk periode istirahatlama tanpa gangguan. Megurangi aktivitas jika pasien mempunyai pengalamandenyut nadi 20 x permenit (dpm) melebihi denyut nadi pada saat istiraat, panas pendek atau nyeri dada.

Ketahanan fisik dapat ditingkatkan ketika aktivitas yang dilakukan bartambah. Temuan-te muan ini sebagi indikasi bahwa pasien mempunyai batas aktivitas maksimal.

2. Batas AKS sesuai keperluan. Pertahanan tirah baring sesuai pesanan dan lakukan tindakan untuk mencega komplikasi dari imobilitas.

Tirah baring mengurangi beban kerja jantung dengan mengurangi energi yang dibutuhkan tubuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :ANSIETAS

Hubunga Dengan Factor : ancama terhadap keatian mendadak, kurang pengetahuan tentang pemeriksaan diagostik dan recana penatalaksanaannya.

Batasan Karakteristik : mengungapkan kurangnya pemahaman, kemungkinan menyampaikan perasaan gugup, takut di tiggakan sendiri, kemungkinan menyampaikan perasaan gagal.

Hasil pasien (olaborasi) : mendemonstrasikan berkurang rasa cemas

Kreteria hasil : berkurangnya laporan perasaan gugup atau cemas, ekspresi wajah rileks, ungkapan mengerti kondisinya, pemeriksaan diasnotik dan rencana penatalaksanaan.

INTERVENSI

RASIONAL

1. gunakan pendekatan tenang, menenangkan bila memberi informasi. Beri dorongan untuk bertanya.

Pemecahan masalah sulit untuk orang yang cemas keran ansietas merusak belajar dan persepsi.penjelasan yang jelas, sederana paling baik dipahami.istilah medis dan keperawatan dapat membigungkan pasien dan meningkatkan ansietas.

2. jelaskan tujuan semua tindakan yang diprogamkan dan pemeriksaan diasnotik yang meliputi:

· gambaran sigkat tentang tes

· tujuan tes

· pertsiapan yang di perluka sebelum tes

· perawatan setelah tes

Pegetahuan tentang apa yang diarapkan membantu mengurangi ansietas

3. jamin pasien atau orang terdekatmempunyai perjajian tertulis perawatan lanjut dan instruksi di rumah. Beriika informasi tertulis tetang obat-obatan yang ditentukan penggunaan di rumah, termasuk nama, tujuan, dosis, jadwal dan efek-efek samping yang dapat dilaporkan.

Intruksi verbal dapat dilupakan.

4. instruksi pasien untuk :

· mencari pertoongan medis bila gejala-gejala oklusi arteri perifer akut berulang (awitan tiba-tiba dari nyeri, pucat, sianosis, parastesis pada ekstrimitas)

· gunakan obat-obatan sesuai ketentuan dan hubungi dokter bila reaksi merigikan terjadi

· hindari meyilangkan kaki.

Pasien berisiko tinggi teradap kekambuhan dari ooklusi arteri. Atikoagulan efektif adalah kunci untuk mencegah kekambuhan. Fleksi ektrimitas menghambat alira darah.

5. konsulkan pada dokter jika terus menerus tampak sangat cemas, jika belum siap dikaji anjurkan untuk melakukan pemerisaan analisa gas darah arteri (GDA)

Agen antiansietas mungkin diperlukan. Kecemasan menimbulkan suatu stres tambahan terhadap keadaa jantung yag sudah menurun. Hipoksia juga dapat menyebabkan kegilasaan

DIAGNOSA KEPERAWATAN :GANGGUAN POLA TIDUR

Hubunga Dengan Factor : menggigil dan berkiringat sebagai akibat dari infeksi.

Batasan Karakteristik : mengataan tidak dapat tidur/ sulit tidur dan ketidak mampuan untuk beristirahat karena sprei yang basah akibat keringat, demam, SDP lebih dari 10.000/mm3

Hasil pasien : mendemontrasikan dapat tidur

Kreteria hasil : berkurangnya ungkapan sulit tidur, ungkapan perasaan dapat beristirahat dan nyaman, suhu tubuh 36,6ÂșC, JDL antara 5.000-10.000/mm3.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Pantau :

· suhu tubuh setiap 4 jam

· hasil dari laporan JDL, khususnya SDP

Untuk mengidentifikasi gejala-gejala ke arah perkembangan atau peyimpangan dari hasil yang diharapkan.

2. Ganti sprei dan pakaian setiap hari dan pada saat basah akibat keringat. Sediakan sebuah bak mandi dipagi hari, pada saat waktu tidur dan kalau perlu selama masa bayak keringat

Untuk mendapatkan rasa nyaman

3. laksanakan progam pengobatan anti biotik dan evalusi tingkat efektivitasnya.

Untuk mengatasi infeksi

4. laksanakan program pengobatan anti piretik kalau perlu. Konsulkan pada dokter jika suhu tubuh tetap di atas 37,95ÂșC walaupun sudah dilakukan intervensi

Hal ini mungkin merupakan tanda perlunya suatu pengulangan pemeriksaan darh karena pasien

kemungkinan telah mendapatkan infeksi di tempat lain.

5. berikan hidrasi sesuai progam.

Hubungan dokter jika pasien menunjukkan adanya peningkata cairan yang tidak dapat ditoleransi yaitu:

· peningkatan tekanan vena sent ral

· tekanan arteri pulmonal dan tekanan darah

· bunyi nafas abnormal yang terus menurus diiringi dengan nafas pendek saat istirahat.

Cairan-cairan membantu menyegarkan badan. Keadaan jantung yang mengalami ganggua kemungkinan tidak mampu mentolerir volume cairan tambahan yang dibutuhkan untuk mempertahankan agar tubuh tetap segar.

6. jika ada demam, gunakan selimut tipis di atas tubuh pasien.

Untuk mememungkinkan tubuh menjadi segar melalui proses penguapan.

7. lakukan tindakan pencegahan yang bersifat umum (teknik cuci tangan yang benar sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta pakailah sarung tanganpada saat menyentuh darah atau cairan tubuh), pada saat melakukan perawatan langsung.

Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Perawat kesehatan adalah sumber paling umum terjadinya infeksi nosokomial.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :RASIKO TINGGI TERADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH

Hubunga Dengan Factor : kopig yang tidak efektif dalam mengatasi perubaan-perubahan gaya hidup diperburuk oleh keadaan penyakit yang kronis, kurangnya pegetahuan tentang perawatan diri.

Batasan Karakteristik : kemungkinan mengungkapkan rasa putus asa dan depresi, kemungkinan mengungkapkan kesulitan mengatasi kehilangan yang dirasakan, kemungkinan mengungkapkan rasa ketidak relaan.

Hasil pasien : mendemonstrasikan keinginan untuk mematuhi/ melaksanakan rencana perawatan diri sediri.

Kreteria hasil : mengungkapkan dapat mmenerima tanggung jawab untuk melakukan perawatan diri sendiri, permohonan informasi tentang pelayanan masyarakat yang ada, mendiskusikan perasaan-perasaan dan masalah-masalah perubahan-perubahan gaya hidup saat ini.

INTERVENSI

RASIONAL

1. yakinkan pasien untuk :

· megetahui tanda-tanda dan gejala-gejala meningkatnya gagl jatung seta agar segara mengubungi dokter jika masalah-masalah berikut ini terjadi :

rasa lelah terus-menerus

Meningkatya berat badan setiap hari

Edema perifer

Menurunya haluaran urine

Meningkatnya panas pendek

· Memenuhi perlunya pengobatan atibiotik pada saat menjalani setiap pembedahan atau prosedur yang berhubungan gigi. Tergkan bahwa suatu saatendokarditis yang rterinfeksi terus melemah sampai timbul infeksi ulang. Tekankan perunya menghubungi dokter tentang riwayat penyakit katup jantung ketika menjalani perawatan medis atau gigi. Beritahu pasien bahwa perawatan agarhidup diperlukan

Kesanggupan melakukan rencana pegobatan bertambah setelah pasien memahami hubugan antara kondisi kesehatan dan penanganannya.

2. anjurkan pasien untuk mendapatkan gelang Waspada Medik dari cabang yayasan jantung indonesia setempat.

Untk memungkinkan kedauratan medis pribadi siap memberikan informasi tentang keadaan pasien bla terjadi keadaan darurat.

3. berikan pasien untuk melakukan kunjungna pada dokter dengan membuat perjanjian tertulis serta sediakanlah instruksi-instruksi tertulis untuk pasien guna malakukan tindakan-tindakan perawatan mandiri. Jelaskan bahwa pemeriksaan darah yang berulang-ulang adalah bagian dari evaluasi tindak lanjut yang dilakukan selama kira-kira dua bulan setelah pengobatan anti biotik yang diprogamkan selesai.

Instruksi lisan dapat dengan mudah terlupakan. Bakteri kemungkinan ada lesi vegetatif selama berbulan-bulan atau pasien kemungkinan terinfeksi kembali oleh organisme yang lain.

4. biarkan pasien dan orang terd ekat mengungkapkan perasaan

Dengan megungkapkan perasaan mempermudah peyelesaia masaah dna jga memungkinkan perawat mengidentifikasi fase yang mana dari proses kesedihan yang dialami

5. jika kondisi berakhir dan mendekati tahap akhir, diskusian perawatan di rumah

Perawatan di rumah untuk memenuhi kebutuha sosial, emosi, fisik dan spiritual pasien yang sait dan keluarganya. Tim perawat kesehatan multi disiplin dan suka relawan terlibat dalam perawatan di rumah.

6. hindari pemberian informasi yag bertubi-tubi pada pasien selama fase awal proses berduka. Jawaban pertanyaan khusus. Masukkan informasi dan instruksi tambahan ketika pasien mulai menunjukkan kesiapan mempelajari tindakan perawatan diri

Interaksi terapi dapat membantu perubahan individu untuk menerima. Informasi yang berlebihan dapat menambah ansietas yang menyebabkan frustasi dan depresi.

7. untuk perubahan citra tubuh yang mempengaruhi kemampuan orang melaksanakan tugas sebelumnya, rujuk pada konselor untuk meminta bantuan menelusuri pilihan lain

Respon emosi terhadap penyakit kronis atau perubahan citra tubuh sering menghambat individu menelusuri kemungkinan karir

8. beri nomor telepon orang yang bisa diminta dukungan oleh pasien keluarga saat pulang. Bantu keluarga pasien megatasi respon berduka pasien. Informasi reaksi perilaku yang umum terjadi dalam respon berduka. Beri tahu anggota keluarga bahwa tidak lazim merasa teranam atau tidak mampu menangani reaksi pasien terhadap kehilangan.igatkan meraka bahwa pasien kini melihat dan megalami dunia dengan pandangan yang berbeda. Katakan pada pasien mereka harus menerima keadaan sekarang.

Sistem pendukung yang kuatseperti keluarga penting untuk mebantu kemajuan pasien melalui proses berduka. Keluarga yang memahami reaksi berduka dan mengetahui bagaimana menanggapinya dengan benar dapat membantu pasien menerima kondisi dan hasilnya.

9. informasikan pasien dan orang terdekat bahwa perasaan mereka normal dan bahwa ini memerlukan waktu untuk menerima dan hidup dengan penyakitkronis atau mengkritik perilaku pasien. Informasikan pasien bahwa andauntuk bicara bila diperluka.

Selama proses berduk, pasien secara umum beriaksi tetapi tidak memahami mengapa mereka merasakan dan bertindak seperti yang mereka lakukan. Lebih dari itu, perasaan pasien dipengaruhi oleh pemberi perawatan dan orang yang terdekat.

10. bila pasien menyangkal, terima ini tanpa meguatkan penyangkalan. Hindari berdebat dengan pasien dan membebani pasie dengan realita. Secara betahap menanyakan atau menyampaikan suara keragua untuk menyampaikan realita.

Pendekatan ini menunjukka penerimaan pasien dan membuka pintu untuk pasien merasakan nyaman dalam ekspresi perasaan jujur

11. selama marah dan fase tawarmanawar:

  • JANGAN

berdebat dengan orang tua

moralisasi

menekankan nilai-nilai anak dan kenyakianan pasien.

Menganggap reaksi pasien secara individu

  • LAKUKAN

mendengar pasien tanpa menjadi defentif

membiarkan pasien mengepresikan marah

memberika jawaban jujur tetapi meghindari memberikan penyakit yang salah

bersabar

Sikap tenang dan menerima dari pemberi parawatan membantu menghilangkan marah dan menunjukkan dukungan

12. berikan penghargaan mengekprsiakan perasaan. Arahkan pasien pada kelompok pendukung komunitas sesuai indikasi.

Dukungan kontinu penting untuk meningkatkan kemajuan ke arah penerimaan

13. bila pasien mulai mengajukan pertanyaan tentang tindakan dan meminta bantuan dalam perawatan diri, memberikan instruksi dan informasi lebih banyak tentang aktivitas untuk menyiapkan pulang ke rumah. Ulangi istruksi sesering mungkin saat kesempatan timbul.

Ini meadakan penerimaan dan bahwa pasien siap untuk belajar. Pengulangan pemudahan pembelajaran.

14. bantu pasien dengan perencanaan cara-cara untu menghilangkan hambatan yang dirasaka sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan keseatan. Mulai dari mengidentifikasi area-area kontrol diri

Adaptasi terhadap kehilangan dapat memudahkan dengan meguatkan kekuatan kesehatan dari pada memfokuskan pada kelemahan.

15. pertahanan keluarga mendapat informasi tentang kemajuan pasien. Libatkan keluarga dengan sering pada perawatan pasien selama perawatan di rumah sakit tidak hanya pada saat pulang.

Untuk membantu pasien menyatukan kembali citra tubuh yang baru.

16. anjurka pasien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri sendiri dalam memandang status kesehatan saat ini. Berikan penghargaan untuk setiap kebersihan menyelesaikan tugas.

Untuk memudahkan adaptasi terhadap status kesehatan dan meningkatkan kemandirian.

17. bila mungkin izinkan pasien untuk membuat pilihan dalam perawatan diri, perawatan higiene rutin atau kesinambungan perawatan.

Untuk meingkatkan kontrol diri.

18. ikuti pengungkapan diagnosa terminal oleh dokter, tetap dengan pasien dan menunjukkan penerimaan perasaan dan reaksi pasien. Anjurkan pasien mengugkapkan perasaan dengan menggunakan pernyataan sederana seperti ”ini pasti sulit bagi anda sekarang,” atau ”apa yang menjadi masalah anda sekarang.

Diagnosa penyakit tak dapat disembuhkan menciptakan perasaan isolasi, tekberdaya, dan takut. Tetap tinggal dengan pasien menunjukkan dukungan dan perartian.

19. bantu pasien memandang peyakit kronis atau perubahan citra tubuh sebagai tantangan untuk pertumbuhan dari pada situasi yang takmungkin. Gunakan istilah ”tantangan fisik” dari kecacatan. Bila ada penyakit terminal, tekankan bahwa penelitian untuk pengobatan masih berlanjut. Hindari memberikan janji palsu.

Janji menghambat kebutuhan individu untuk mengungkap perasaan. Pengalian hasil positif dari situasi membantu mengembangkan harapan.

20. lakukan rujukan psikiatrik sesuai pesanan bila perlu.

Bantuan profesional mungkin perlu untuk membantu pasien yang menunjukkan maladaptasi, seperti menyangkal jangka panjang, menarik diri sosial, regresi, neurosis, psikosis.

DAFTAR PUSTAKA

  • Engram Barbara. Medikal surgikal nursing care plans. Vol.1.1998. Jakarta : EGC
  • Engram Barbara. Medikal surgikal nursing care plans. Vol.2.1998. Jakarta : EGC
  • Engram Barbara. Medikal surgikal nursing care plans. Vol.3.1998. Jakarta : EGC
  • Rilantono, Lily Ismuldiati dkk. Buku Ajar Kardiologi. 1996. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Idonesia.
  • Media Masa. www. Google. Co.id